Bangun Tol Trans Sumatera, Aset Hutama Karya Melonjak 65%
JAKARTA | Populinews.com — PT Hutama Karya menyatakan aset perusahaan melonjak 65 persen setelah adanya penugasan untuk membangun proyek jalan tol Trans Sumatra sepanjang 2.769 KM.
Direktur Keuangan Hutama Karya, Hilda Savitri, mengatakan sebelum penugasan, aset perseroan sebesar Rp12,3 triliun pada 2015. Setelah penugasan, aset Hutama Karya di akhir 2019 tercatat sebesar Rp91,6 triliun. ”Semua ini karena pembangunan jalan tol Trans Sumatra,” kata Hilda dalam webinar, Sabtu, 11 Juli 2020.
Selain itu, nilai ekuitas perusahaan juga mengalami peningkatan 45 persen. Ia bilang di 2015 ekuitas Hutama Karya berada pada posisi Rp5 triliun dan di akhir 2019 melonjak menjadi Rp22,9 triliun.
Begitu juga dengan pendapatan naik 43 persen dari Rp6,3 triliun menjadi Rp26,4 triliun. Serta laba bersih yang meningkat 68 persen dari Rp251 miliar menjadi Rp2 triliun di akhir 2019.
Kendati demikian statistik rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) juga meningkat dari 1,35 kali menjadi 2,78 kali. Ia bilang normalnya untuk komersial biasanya yang diinginkan oleh perbankan sebesar 2,25 kali.
Peningkatan rasio utang tersebut sejalan dengan pinjaman yang dilakukan oleh perseroan. Hingga saat ini, pinjaman yang telah diserap sebesar Rp35 triliun baik dari perbankan ataupun penerbitan global bond untuk kebutuhan pendanaan proyek tersebut.
“Namun DER ini berasal dari utang-utang yang dijamin oleh pemerintah terkait dengan proyek jalan tol Trans Sumatra,” jelas dia.
Hingga saat ini Hutama Karya telah mengoperasikan jalan tol Trans Sumatra mencapai 364 KM dari lima ruas yakni ruas Medan-Binjai 17 KM, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar 140 KM, ruas Palembang-Indralaya 22 KM, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang serta ruas Pematang Panggang-Kayu Agung 185 KM. Hingga akhir tahun akan ada tambahan 131 KM dari ruas Pekanbaru-Dumai.
“Akhir tahun ini kami harapkan total ruas yang sudah beroperasi menjadi 500 KM,” jelas Hilda.
Selain itu saat ini ada 771 KM yang masih dalah tahap konstruksi. Sementara 319 KM masih dalam tahap persiapan dan 1.311 KM dalam tahap studi kelayakan (fisibelity study). (red)