Peran SKK Migas Mengubah Wajah Natuna Menebar Kebahagiaan
** Wujud Perjuangan Operasi Industri Hulu Migas di Tengah Pandemi COVID-19 |
NATUNA — Mencermati data yang dirilis BNPB dan Kementerian Kesehatan RI, grafik angka penambahan pasen Covid-19 terus naik. Data mencatat pada tanggal 23 Maret 2020 hanya ada penambahan 65 kasus positif hari itu dengan jumlah keseluruhan 576 kasus se-Indonesia. Angka ini terus melonjak berlipat tiap bulan, hingga tanggal 4 September 2020 dilaporkan penambahan 3.269 kasus dalam 1 hari saja hingga total 187.537 terkonfirmasi secara Nasional.
Pada akhir Agustus 2020 ini juga untuk pertama kali tercatat penambahan kasus covid-19 cluster offshore di laut Natuna Utara sebanyak 53 orang.
Cepatnya penularan virus Vovid-19 ini tentu berdampak efek domino bagi seluruh sendi perekonomian Negara Indonesia, tak terkecuali sektor migas.
Tak mudah bertahan dalam industi Migas ditengah anjloknya harga minyak dunia dan hantaman krisis pandemic Covid-19. Kondisi ini juga dirasakan SKK Migas Sumbagut bersama 10 pemegang KKKS diwilayah laut Natuna Utara.
Dalam webinar yang ditaja kolaborasi SKKK Migas dengan pemkab Natuna, Kamis (06/08) sejumlah data dan fakta yang terungkap menggambarkan bagaimana tantangan dan resiko investasi dibidang Migas khususnya di wilayah Laut Natuna Utara.
Industri Migas Penuh Resiko.
Data di kementerian ESDM mencatat tingkat keberhasilan eksplorasi hanya sekitar 22 persen. Artinya, dengan mengebor lima sumur minyak, peluang untuk mendapatkan minyak hanya ada di satu sumur.
Membangun investasi di industri migas di dalam negeri juga sangat mahal. Bayangkan untuk investasi satu kepala sumur saja, investasi yang dibutuhkan mencapai minimal Rp100 juta. Itu di daratan, untuk di tengah laut (offshire) seperti diwilayah Laut Natuna Utara tentu jauh lebih mahal. Selain kepala sumur masih banyak hal lain yang perlu dibangun termasuk membuka jalan prasarana akses, dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mencatat sejumlah capaian strategis sepanjang 2019 lalu. Salah satunya, investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) yang mencapai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 171 triliun. Dengan rincian hulu migas sebesar US$ 11,5 dan hilir migas US$ 1 miliar
Pada Tahun 2019 Angka Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam (SDA) Rp 119,48 triliun, PNBP fungsional US$ 324,85 juta dan Pajak Penghasilan (PPh) migas Rp 52,08 triliun, Sementara alokasi gas domestik sepanjang 2019 mencapai 64%/ Adapun lifting minyak tercatat 746 mopd, lifting gas bumi 1.060 mboepd dan rata-rata harga minyak mentah (ICP) US$ 62,37 per barel.

Dalam paparannya diacara webinar, Haryanto Syafri pejabat Plt Kepala Departemen Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatera Bagian Utara, menyatakan kegiatan usaha hulu Migas di wilayah provinsi Kepulauan Riau khususnya di Laut Natuna Utara ada sepuluh Kontraktor Kontrak Kerjasama ( KKKS ) yang beroperasi, Yakni 7 (Tujuh)) KKKS ekploitasi dan 3 (tiga) KKKS ekplorasi.
“ Dari sepuluh KKKS ini ada tujuh perusahaan KKKS ekploitasi, mereka adalah Medco Natuna PTE. LTD. South Natuna di wilayah Sea “B” Kepri ; Premier Oil Natuna Sea B.V. Natuna diwilayah Sea “A” Kepri ; Star Energy (Kakap) Ltd. Diwilayah Kakap Kepri ; PT. Mandiri Panca Usaha diwilayah Sembilang Kepri ; TAC Pertamina – PT. PAN (Pertalahan Arnebatara Natuna) diwilayah Udang Kepri ; Santos Northwest Natuna B.V diwilayah Northwest Natuna Kepri; Conrad Petroleum diwilayah West Natuna; Exploration Ltd. Diwilayah Duyung Kepri.” terang Haryanto Syafri.
Sedangkan tiga perusahaan KKKS eksplorasi menurt Haryanto Syafri adalah PT. Medco Energi Natuna diwilayah Timur North Sokang Kepri; Premier Oil Tuna B.V diwilayah Tuna Kepri; dan Kufpec Indonesia (Anambas) B.V. diwilayah Anambas Kepri.
Haryanto Syafri menerangkan bahwa Filosofi Kontrak Kerja Sama SKK Migas dengan KKKS adalah UUD ’45 Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Dasar hukum segiatan SKK Migas adalah UU No 8/1971 dan UU No 22 / 2001 dikuatkan dengan Putusan MK 13 Nov 2012 serta Perpres 95/2012 dan Kepmen 3135-3136/2012 juga Perpres 9/2013
Invesatsi Migas di Wilayah Laut Natuna Utara Mahal dan Durasinya Panjang
Haryanto Syafri mencontohkan perusahaan pemegang kontrak karya Premier Oil Natuna Sea BV, perusahaan ini mulai kegiatan operasinya di Indonesia, khususnya di Laut Natuna Utara, pada tahun 1996
“Kegiatan operasional Premier Oil Indonesia berlokasi di lepas pantai Laut Natuna (offshore production installation, drilling rig, supporting boats), waktu PSC award Oktober 1979 (s/d 2009), Perpanjangan PSC 1999 (2009-2029), First Oil in 1990, butuh waktu investai tak kurang dari 20 tahun sejak eksporasi hingga ekploitasi Migas di Natuna,” terang Haryanto Syafri.
Beberapa facilitas di Laut Natuna Utara Blok A – Offshore total jumlah Sumur ada 45
Sumur Aktif sebanyak 37 yakni 7 platforms and 1 FPSO yang meliputi , Anoa dan AGX platform, West Lobe platform dan 1 FPSO, Gajah Baru WHP dan CPP, Pelikan platform dan Naga platform, Bison, Iguana dan Gajah Puteri Sub Sea Wells, Platform Anoa dan Sumur Gajah Puteri menghasilkan 154 bbtud gas sales dan ~2,400 barrel minyak dan kondensat. Gajah Baru platform, Sumur Bison dan Iguana menghasilkan 172 bbtud gas sales, Total Gas Sales sebanyak + 326 bbtud , sedangkan total produksi Gas sebanyak + 337 bbtud (incl. Fuel)
Sementara perusahaan kedua adalah Medco E&P Natuna Ltd yang aktifitas sumur pengembangannya di tahun 2020, Yakni 1. Buntal – 5. Medco E&P berhasil menyelesaikan proyek pengembangan sumur Buntal-5, sumur dasar laut yang berlokasi di Blok B, Kepulauan Natuna. Sumur tersebut mulai berproduksi sebesar 40 MMSCFD

Medco E&P Natuna Ltd juga melaksanakan aktifitas pemboran eksplorasi di tahun 2020 diempat titik lokasi yakni (1.) Sumur Bronang-2 ; ( 2.) Sumur Kaci – 2 ; (3.) Sumur Terubuk (4.) Sumur West Belut-1
Sedangkan perusahaan ke tiga adalah Star Energy (Kakap) Ltd. Sejarah lapangan Kakap berganti pemilik sebanyak 5 kali. yakni berturut-turut (1.) Marathon Petroleum ; (2.) Clyde; (3.) Gulf; (4.) Conoco; (5.) Star Energy (sekarang)
Haryantto Safri mengungkapkan bahwa ditengah kondisi pandemic Covid-19 saat ini, Industri Hulu Migas tetap berkomitmen untuk bekerja optimal dengan tetap menerapkan protocol Covid-19.
“Dalam pelaksanaan operasional sendiri SKK Migas dan KKKS ditengah pandemic Covid-19 ini tetap berusaha mengoptimalkan produksi Migas melalui penyelesaikan proyek pengembangan sumur Buntal-5, sumur dasar laut yang berlokasi di Blok B, Kepulauan Natuna. Sumur tersebut mulai berproduksi sebesar 40 MMSCFD. Selain itu, SKK Migas dan KKKS juga melakukan upaya pencarian cadangan migas yang baru melalui beberapa pemboran eksplorasi. “ tambah Haryanto Safri.
Tahun 2020 ini Medco EP Natuna sedang melakukan 4 pemboran eksplorasi dengan nama sumur Bronang – 2 , Kaci –2. Sementara untuk sumur Terubuk dan West Belut-1 saat ini masih dalam persiapan. Untuk tahun 2021 direncanakan KKKS Premier Oil akan melakukan pengeboran 2 sumur yaitu sumur Kuda Laut-2 dan Singa Laut-2
Pencegahan Covid-19 di Wilayah Operasi KKKS Patuhi Protocol Kesehatan
Berbagai tahapan protokol kesehatan dijalankan untuk mencegah penularan Covid-19. Melakukan pemeriksaan suhu badan dan pengisian form untuk setiap calon penumpang penerbangan charter yang akan melakukan penerbangan, mengkonfirmasi temuan screening untuk tindakan lanjutan penanganan Covid-19 oleh Dokter Perusahaan.
“ Kami melakukan pemeriksaan suhu badan untuk setiap penumpang penerbangan komersial yang mendarat di bandara khusus ynag digunakan untuk operasional KKKS Migas di wilayah Natuna Utara.” Terang Haryanto Safri,
Kemudian langkah kedua sebagai bagian dari protkol kesehatan juga melakukan pemeriksaan untuk crew kapal yang merapat ke pelabuhan khusus.
“Saat ini sudah tidak ada lagi outsider dalam penerbangan regular crew Change. Schedule pesawat crew change telah dikurangi dari 5x seminggu menjadi 3x seminggu. Pembatasan akses masuk Matak Base (pintuMasuk Darat, Pintu Masuk Bandara, Pintu Masuk Pelabuhan). pemeriksaan suhu badan tidak boleh lebih dari 37.3 Derajat Celcius & tidak boleh mengalami gejala flu –batuk, “ Tambah Haryanto Safri.
Selanjutnya langkah menempatkan posterposter dan sosialisasi Covid-19, melakukan penyemprotan disinfectan secara rutin untuk wilayah Bandar Udara, wilayah penginapan, serta wilayah umum lainnya 1x perminggu, pengaturan jadwal meeting dan pemberlakuan jaga jarak social dalam kegiatan operasioanal di lapangan.
SKK Migas Tetap Berbagi Ditengah Tantangan Pandemi Covid-19
Tak mudah untuk menjaga produksi dan operasional crew agar tetap terhindar dari Covid-19 diakui Haryanto Safri, ada tiga focus tangungjawab yang harus dikerjakan bersamaan
“ Kami focus ke tiga hal yakni meminimalisir Crew, meminimalisir mobilisasi sambil tetap harus menjaga protokol Covid–19. Sementara kita juga dituntut tetap harus menjaga produksi dan lifting, Kami juga terus tetap mencari sumber cadangan Migas kedepan dengan tetap harus menjaga standar keamanan dan Keselamatan semua crew,” Tambah Haryanto Safri.
Ditengah segala tantangan ketat selama masa pandemic covid 19 dan ancaman resesi dunia SKK Migas juga berkewajiban tetap menjaga dan melaksanakan kontribusi sektor Migas terhadap Negara.
“ Bahwa industri hulu Migas merupakan salah satu penggerak dan lokomotif pembangunan nasional dan daerah, keberadaan industri hulu Migas menciptakan multiplier effect bagi pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat,” Terang Haryanto Safri.
Kontribusi untuk daerah sektor Migas dalam industri hulu Migas sangat penting, contohnya menurut Haryanto Safri, Program Pengembangan Masyarakat (PPM)
“Program PPM yang dijalankan bertujuan untuk mengembangkan program yang dilatarbelakangi kepedulian kepada masyarakat di daerah operasi melalui langkah-langkah strategis. PPM dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara keseimbangan antara upaya-upaya meningkatkan pendapatan negara, menciptakan keuntungan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), melaksanakan fungsi-fungsi sosial, serta memelihara lingkungan hidup, “ terangnya
Dalam pelaksanaan kegiatan operasional hulu Migas, pola kemitraan selalu dilaksanakan baik dalam skala pengembangan masyarakat maupun skala bisnis.
“Pelaksanaan program pengembangan masyarakat contohnya, industri hulu migas selalu bermitra dengan masyarakat maupun organisasi dalam pelaksanaan dilapangan. Disisi bisnis operasional pola kemitraan juga dilakukan dengan pengusaha-pengusaha local yang tersertifikasi,” terang Haryanto.
Konribusi selanjutnya adalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yang langsung diterima oleh daerah diantaranya, Pajak Penerangan Listrik Non – PLN dan Pajak Air Permukaan/Air Bawah Permukaan (AP/ABT) Non-PAM yang akan ditagihkan oleh daerah penghasil kepada Kementerian Keuangan dan dananya langsung ditransfer ke kas daerah Pemda setempat.
SKK Migas Sumbagut Aktif Mendukung Pengembangan Geopark Nasional Natuna
Leo Tolstoy seorang filsuf terkenal asal Rusia, menulis kata bijak “Semua orang berpikir untuk mengubah dunia, tetapi tidak ada yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri.”
Kata ini seolah mengambarkan, meskipun harus memenuhi tangungjawab yang dibebankan Negara, selama Pandemi Cobid-19 SKK Migas Sumbagut juga tak lupa berbagi kebahagiaan bagi masyarkat Natuna.
SKK Migas aktif memfasilitasi berbagai sosialisasi dan kegiatan dalam rangka mewujudkan kawasan Geoprak Nasional Natuna menuju status Unesco Global Geopark ( UGG), hingga Natuna bisa makin dikenal dunia.
“Dukungan SKK Migas Sumbagut terhadap Geopark Natuna khusususnya Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Sea B.V secara bertahap dan berkelanjutan, ada pembangunan Landmark, Pengembangan fasilitas umum, Rambu-rambu di kawasan Geopark, juga papan plang dan brosur tentang kawawasan Geopark Natuna, brosur ini dibagikan dan dipajang di semua ruang tamu kantor SKK Migas dan kantor KKKS, “ Jelas Haryanto Syafri selaku Kepala Departemen Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatera Bagian Utara, Kamis (06/08).
Selain dukungan terhadap Geopark Nasional Natuna SKK Migas Sumbagut juga terus berupaya melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM ) di Kabupaten Natuna melalui Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Sea B.V.

“ Ada juga pembangunan Taman Bermain Pantai Kencana (Pantai Piwang-red), Penerangan Jalan PJUTS & Joging Track, Taman Baca di Kecamatan Bunguran Batubi, pembangunan pelabuhan pelantar dikecamatan Pulau Laut dan gazebo di Taman Bukit Gundul yang terletak kecamatan Bunguran Tengah, juga ada bea siswa pelajar berprestasi Natuna, kegiatan rutin safari ramadhan dengan membagikan sembako, bantuan benih ikan patin utuk nelayan budidaya di Natuna, ” Terang Haryanto Syafri lebih jauh.
Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti sangat mengapresiasi peran SKK Migas yang telah banyak menyumbangkan program untuk masyarakat Natuna.
”Geopark Natuna merupakan Geopark ke-11 dari 15 Geopark yang ada di Indonesia dan kami berharap Geopark ini menjadi menjadi salah satu icon pariwisata di Natuna yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat. Saya juga berharap bisa terus mendapatkan dukungan program CSR KKKS Migas di Natuna untuk tahun-tahun berikutnya. CSR ini wujud komitmen dan kerjasama yang harmonis antara pemerintah daerah dan pengusaha Migas yang beroperasi di Natuna.” Jelas Ngesti.
Masyarakat Natuna Turut Menikmati Kontribusi SKK Migas
Kadis Pariwisata Natuna Hardinansyah mengakui kontribusi SKK Migas dalam pengembangan Geopark Nasional Natuna. Pemerintah RI menetapkan status kawasan Geopark Natuna menjadi “Geopark Nasional” ditandai dengan penyerahan sertifikat dari Komite Nasional Geopark Indonesia pada 30 November 2019 lalu
“Penataan kawasan pantai Piwang adalah kolaborasi SKK Migas, Pemerintah pusat kementerian PUPR dan Pemkab Natuna, dari pantai yang dulu kumuh kini sudah bisa menjadi Landmark Geopark Nasional Natuna, tempat yang dilengkapi fasum TBA dan TOR ini kini menjadi kebanggan masyaralt Natuna, kita sangat berterimakasih kepada SKK Migas Sumbagut atas kontribuysi ini.” Jelas Hardinansyah
Bukan saja penataan kawasan Lanmark Pantai Piwang, sejunlah penanda (penunjuk arah-red) di 8 lokasi geosite Geopark Natuna juga dibangun atas bantuan SKK Migas.
“Perlahan tapi pasti, Geopark Nasional Natuna juga berbenah, pemkab Natuna berkolaborasi dengan semua pihak terkhusus SKK Migas untuk melengkapi sejumlah fasum dan penunjuk dikawasan Geopark Natuna, masih butuh pengembangan lebih lanjut, untuk itu kami berharap kontribusi SKK Migas bagi pengembangan geopark Natuna juga terus dilanjutkan, ” Tambah Hardinansyah saat menjadi pembicara dalam webinar SKK Migas dan Pemkab Natuna.
Menurut Hardinansyah ada 8 lokasi geoheritage yang ditetapkan oleh Badan Geologi Nasional yang masuk dalam Geopark Nasional Natuna. Yaitu Geosite Tanjung Senubing, Geosite Pulau Senue (Senoa-red), geosite Gungung Ranai, ketiganya berada di Kecamatan Bunguran Timur, sedangkan geosite Pulau Akar dan geosite Pantai Batu Kasah berada di Kecamatan Bunguran Selatan, selanjutnya Geosite Pantai Gua Kamak berada di kecamatan Bunguran Timur laut dan Geosite Tanjung Datuk berada di kecamatan Bunguran Utara, sementara Geosite Pulau Stanau berada di kecamatan Pulau Tiga.

Tak mudah mengembangkan Geopark Nasional Natuna hingga menuju Geopark Global Unesco ( UGG), ada banyak tantangan dan butuh waktu, tetapi langkah awal penataan Pantai Piwang sebagai Landmark Geopark Nasional Natuna sudah membawa dampak ekonomi positif bagi masyarakat Natuna selama Pandemi Covid-19. Kondisi ini dirasakan oleh sekitar 57 pendagang kuliner yang tercatat membuka usaha pasca pebukaan kawasan Landmark Geopark Natuna.
“Alhamdulilah saat ini tak kurang dari 57 pedagang yang terdaftar di asosiasi kami, selama Pandemi Covid-19 hampir 4 bulan kami para pedagang kehilangan mata pencaharian, tidak ada pemasukan sama sekali, untunglah sejak penataan Pantai Piwang ini selesai, kami diijinkan untuk membuka stand kuliner, pengunjung setiap malam lumayan ramai dan ini membawa berkah sendiri bagi kami para pedagang di Pantai Piwang ini, “ jelas Buyung yang mendapat amanah menjadi ketua Ketua Setikat PKL Pantai Piwang.
Kolaborasi SKK Migas Sumbagut dan KKKS Natuna Star Energy, Premier Oil dan Medco E&P Natuna bukan hanya menebar harapan dan kebahagiaan di kota Ranai Natuna, kerja nyata ini juga menjangkau hingga wilayah pulau terdepan NKRI di Natuna, yakni wilayah terjauh di ujung utara Kecamatan Pulau Laut.

Program CSR Kolaborasi SKK Migas Sumbagut dan KKKS Natuna Star Energy, Premier Oil dan Medco E&P Natuna menyasar Kecamatan Pulau Laut, Natuna.
Haryanto Syafri menjelaskan, bahwa program TJS (CSR) yang di serahterimakan kepada masyarakat Pulau Laut merupakan hasil pengajuan dari masyarakat melalui Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai bentuk partisipasi dan tanggungjawab sosial dalam proses pembangunan daerah.
“Bantuan itu berupa alat komunikasi radio HT bagi nelayan, sebagai pendukung aktivitas nelayan tempatan, ada juga program lanjutan pembangunan pelantar rakyat Desa Tanjung Pala, dengan ukuran 100 x 3,2 Meter,” Jelas Haryanto Syafri.
Program TJS merupakan hasil pengajuan masyarakat melalui Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai bentuk partisipasi dan tanggungjawab sosial dalam proses pembangunan daerah oleh SKK Migas dasn KKKS.
Memang benar kata bijak Leo Tolstoy seorang filsuf terkenal asal Rusia, “Semua orang berpikir untuk mengubah dunia, tetapi tidak ada yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri.”
Memang tak mudah mengubah dunia, tetapi Kolaborasi SKK Migas Sumbagut dan KKKS Natuna Star Energy, Premier Oil dan Medco E&P Natuna yang berupaya menebar harapan dan Kebahagian hingga mampu mengubah wajah Natuna, tak boleh berhenti sampai disini.
Di masa mendatang masih perlu kerja keras, kerja cerdas dan kolaborasi SKK Migas Sumbagut dan KKKS Natuna Star Energy, Premier Oil dan Medco E&P Natuna untuk mewujudkan cita-cita adil makmur di seluruh pelosok Natuna dan wilayah NKRI lainnya. (Frannandi Rahmad)
*) Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Karya Jurnalistik SKK Migas Sumbagut, di Natuna
