BUMN Berlomba-lomba Diversifikasi Energi, Beri Manfaat Petani Hingga Industri
Setidaknya, sudah ada 2 BUMN Pertambangan dan Energi yang saat ini sangat getol melakukan diversifikasi energi baru terbarukan (EBT), berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ramah lingkungan. Kedua BUMN tersebut adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dan PT PLN (Persero). Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya.
Mengapa PTBA memilih diversifikasi energi baru terbarukan (EBT) berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)? Bukankah masalah ketersediaan infrastruktur kelistrikan menjadi ‘ranah’ wajib bagi PLN? Dua pertanyaan ini kerap muncul ketika dikaitkan dengan core bisnis PTBA, yang sudah berpuluh tahun hanya memproduksi batubara untuk menopang keberlangsungan pembangkit listrik milik PLN, terutama PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).
Ternyata jawabannya sangat sederhana. PTBA memiliki keinginan (visi) untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Sejalan dengan visi ini, perusahaan juga memiliki tagline ”Beyond Coala” mewujudkan diversifikasi tersebut lewat program Corporate Social Responsibility (CSR).

Dalam roadmap pengembangan PLTS, PTBA memulai proyeknya di Talawi, Sawahlunto tahun 2018 dan mulai beroperasi sejak 2019 lalu. Proyek ini berupa bantuan Pompa Irigasi Tenaga Surya berkapasitas 50 lps (liter per second) atau 50 liter/detik dengan head (ketinggian) 50 meter. Bantuan tersebut terdiri 1 unit pompa submersible, 1 unit inverter, 1 unit bak intake ukuran 3×3 meter dengan kedalaman 6 meter.
Listrik untuk pompa irigasi dengan daya 11 kW ini dialirkan oleh PLTS Talawi berkapasitas 16,5 KW yang dioperasikan melalui rumah panel kontrol 1 unit, 142 keping panel surya, dan pipanisasi sepanjang 1,2 km. Berkah dari PLTS ini, aliran air irigasi mampu menjamah 62 hektar lahan sawah.
Tercatat ada 115 KK petani dan 345 anggota keluarga dari masing-masing yang merasakan manfaat langsung dari pembangunan PLTS irigasi ini. Bahkan Masing-masing petani berhasil panen mencapai 1.000 ton per tahun dari 3 kali panen. Sebelumnya hanya 248 ton per tahun.
Mulai Dikembangkan
Keberhasilan Proyek CSR Pembangunan PLTS untuk Pompa Irigasi di Sawahlunto ini, alhasil menjadi penyemangat bagi PTBA untuk terus menebar manfaat tersebut ke seluruh daerah di Indonesia. Apalagi PTBA juga mendapat support penuh dari MIND.ID sebagai holding company industri pertambangan di Indonesia.
Sebagaimana diketahui MIND ID digagas sejak tahun 2019, sebagai Holding Industri Pertambangan dengan anggota masing-masing yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PT Freport Indonesia, PT Valve dan PT Inalum.
Tujuan dibentuknya MIND ID adalah untuk mengeksplorasi, menjelajah, dan mencari cara inovasi baru untuk memperoleh, mempelajari, dan mengelola potensi kekayaan sumber daya mineral dan batubara Indonesia dan industri pengolahannya, hingga memasarkan berbagai produk mineral tambang untuk menjadi sumber kebaikan bagi kemajuan bersama.
MIND ID juga dituntut memberikan nilai tambah ke dalam organisasi melalui penerapan budaya perusahaan yang berlandaskan Core Values AKHLAK, untuk menjadikan organisasi yang unggul dan senantiasa belajar, mampu terus berinovasi serta menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman.

Dengan support MIND ID itu, Pada oktober 2020, PTBA kembali memberikan bantuan panel listrik tenaga surya dan pompa irigasi kepada petani di Desa Trimulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Peresmian pembangunan pompa irigasi PLTS ini dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Sementara dari PT Bukit Asam Tbk hadir Direktur Operasional Hadis Surya Palapa dan Direktur Niaga Adib Ubaidillah.
Pompa yang digunakan merupakan pompa jenis Submersible. Pompa tersebut memiliki kapasitas 50 lps (liter per second) atau 50 liter/detik dengan head 10 meter. Bantuan tersebut terdiri dari 1 unit Pompa Submersible, 1 unit inverter, 1 unit bak intake ukuran 3×3 meter dengan kedalaman 6 meter.
Pompa irigasi ini akan dialiri listrik dari PLTS berkapasitas 38.500 watt yang dioperasikan melalui rumah panel kontrol seluas 4×4 meter, 140 keping panel surya, dan pipanisasi sepanjang 50 meter.
Listrik yg dihasilkan oleh pompa tersebut adalah 35.000 watt, sementara untuk kebutuhan Pompa Irigasi di Desa Trimulyo ini hanya 25.000 watt. Lahan yang akan dialiri seluas 167 hektar dengan jarak dari danau ke lahan lebih kurang 1 kilometer. Proyek ini berkolaborasi dengan Pemrov Lampung.
Selama ini petani hanya mengandalkan pompa diesel untuk tanaman cabe pada musim kemarau. Sementara pada musim penghujan petani akan memanfaatkan lahan untuk ditanami padi.
Di tahun yang sama, PTBA juga menebar bantuan Pompa Irigasi Tenaga Surya di Desa Tanjung Raja Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim. Pompa tersebut merupakan Pompa Jenis Submersible yang memiliki kemampuan dapat menyedot air yang mengandung lumpur. Kapasitas pompa tersbut adalah 50 lps (liter per second) atau 50 liter/detik dengan head mencapai 30 meter.
Bantuan tersebut terdiri 1 unit pompa submersible, 1 unit inverter, 1 unit bak intake berukuran 1,5×3 meter dengan kedalaman 4 meter. Pompa irigasi berdaya 11 kW ini akan disokong listriknya oleh PLTS berkapasitas 18,7 kW yang menggunakan 140 keping panel surya.

Lahan yang akan dialiri seluas 63 hektar dengan perkiraan hasil panen 3 kali setahun mencapai 567 ton dan jumlah penerima manfaat adalah 90 petani. Sebagai informasi, sebelum adanya bantuan ini, panen hanya dapat dilakukan 1 kali per tahun dengan hasil sekitar 189 ton.
Kemudian pada Juni 2022, PTBA kembali meresmikan PLTS di Desa Nanjungan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. PLTS dengan kapasitas 27,5 Kilowatt peak (kWp) ini telah menghidupkan pompa irigasi yang digunakan untuk mengairi sekitar 83 hektar sawah.
Kepala Desa Nanjungan, Depi Satriani, menuturkan bahwa para petani di Desa Nanjungan kini bisa panen hingga 3 kali dalam setahun. Sebelumnya, petani mengandalkan sawah tadah hujan sehingga hanya bisa panen 1 kali dalam setahun.
“Tak kurang dari 150 orang pada 8 kelompok tani memperoleh manfaat dari PLTS irigasi ini. Hasil pertanian meningkat dari 1 kali panen menjadi 2 sampai 3 kali dalam setahun. Petani yang sebelumnya bergantung pada hujan sekarang sudah tidak lagi,” kata Depi Satriani.
Soal pemeliharaan, melibatkan kerja sama sesama warga, dimana para petani akan memberikan kontribusi 1 kg beras per petani saat setiap kali panen. Dimana harga per kilonya Rp10.000,- jadi petani dapat berkontribusi senilai Rp1.150.000,-/panen. Artinya, di setiap tahunnya petani mampu mengumpulkan dana senilai Rp3.450.000,- untuk membayar orang yang melakukan perawatan dan pemeliharaan Pompa Irigasi tersebut.
Kerjasama Pengelola Tol dan Pesantren
Masih dalam kerangka EBT, pada Oktober 2020 PTBA juga menjalin kerjasama dengan PT Angkasa Pura II (AP II) untuk menghadirkan Green Airport di Indonesia. Dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia, harapannya pemasangan PLTS di bandara terbesar ini bisa mendorong bandara lain untuk mengadopsi EBT melalui PLTS.

Pengoperasian PLTS di Bandara Soekarno Hatta ini juga komitmen PTBA dan AP II dalam mewujudkan sinergi BUMN dan upaya Kementerian BUMN dalam pemanfaatan energi baru terbarukan.
Meskipun berlokasi di kawasan AP II, PLTS di Gedung AOCC ini dibangun oleh PTBA yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama. Pengoperasian PLTS dijalankan oleh PTBA secara langsung. PLTS ini terdiri dari 720 solar panel dengan kapasitas 241 kilowatt peak (kWp) dan beroperasi pada Oktober 2020.
Bantuan PLTS oleh PTBA juga menyasar ke Pesantren milik Yayasan Az-Zawiyah di Desa Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Yayasan pendidikan ini menyediakan pendidikan secara gratis kepada para siswanya. Mayoritas siswa yang bersekolah di yayasan tersebut berasal dari keluarga kurang mampu.
Bantuan tersebut terdiri dari 18 keping panel surya, 2 unit inverter, 8 unit baterai, panel listrik 1 unit dan 1 set kabel dengan kapasitas 7 kWp. Daya listrik yang dihasilkan digunakan untuk 9 ruang kelas tingkat SMP, 10 ruang kelas tingkat SMK, Ruang Kepsek, Ruang Guru, Ruang Kantor, Ruang Tata Usaha, Ruang UKS, Ruang OSIS, Perpustakaan, Toilet dan Gudang.
Jumlah penerima manfaat 1.921 orang terdiri dari 374 siswa tingkat SMK, 247 siswa tingkat SMP, 58 guru dan 1.242 orang tua. Sebelum mendapatkan bantuan PLTS, Yayasan tersebut harus membayar listrik sebesar Rp3.000.000,-/bulan atau Rp36.000.000,-/tahun.
Adapun listrik yang dihasilkan oleh PLTS adalah 6 kWp atau setara dengan 6.849 watt. Kebutuhan listrik yang diperlukan oleh Yayasan tersebut adalah sekitar 5.520 watt.
Selain itu PTBA juga menggarap proyek pengembangan PLTS Rejosari Mataram (Lampung Tengah, Lampung). Total kapasitas terpasang 6 PLTS irigasi ini mencapai 192 kWp. Selain itu ada juga PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat. Lahan tambang yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu world heritage ini akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 240 kWp.
Konstruksi PLTS dilakukan dalam 2 tahap, dan pembangunan tahap pertama ditargetkan bisa rampung dengan kapasitas mencapai 100 Megawatt (MW). Pembangunan tahap I saat ini dalam tahap perencanaan dan studi. Pembangunan tahap II rampung pada 2022, sehingga total kapasitas PLTS bisa mencapai 200 Megawatt.

Paling anyar, bertepatan dengan perayaan HUT ke 78 Republik Indonesia pada Kamis (17/8/2023), PTBA kembali meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk irigasi lahan pertanian di Desa Karang Raja, Muara Enim, Sumatera Selatan.
Peresmian dilakukan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Muara Enim Ahmad Usmarwi Kaffah dan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suherman. Dalam kesempatan tersebut Ahmad Usmarwi mengapresiasi upaya yang dilakukan PTBA serta berharap terus berkontribusi untuk pembangunan berkelanjutan.
Direktur SDM PTBA Suherman pun mengatakan tujuan PTBA membangun PLTS irigasi ini adalah untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan, memberdayakan masyarakat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Upaya ini sejalan dengan Noble Purpose (tujuan mulia) PTBA sebagai anggota Grup MIND ID, yaitu membangun peradaban, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
“PLTS irigasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong pertanian yang lebih ramah lingkungan sehingga mampu mengurangi emisi karbon. Dari sisi perekonomian, program ini memberikan dampak bagi 121 petani,” katanya.
Berlomba dengan PLN
Jauh sebelum PTBA, sebenarnya PLN sudah gencar membangun infrastruktur PLTS di banyak lokasi, sebagai upaya mengganti peran dan beban PLTU sebagi sumber energi listrik. Salah satu yang paling besar adalah PLTS terapung di atas Waduk Cirata, Bandung Barat, Jawa Barat.
PLTS ini terbentang luas di area seluas 200 hektar yang terbangun dalam 13 blok dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dan mampu melistriki setara lebih dari 50 ribu rumah dan industri, serta akan menekan emisi karbon lebih dari 200 ribu ton per tahun.

Dengan nilai investasi mencapai Rp 1,7 triliun, proyek ini mampu menghasilkan pengembalian investasi yang menarik, meningkatkan kepercayaan investor serta sekaligus menjawab tantangan energi bersih.
“Ini juga menjadi bukti bahwa PLN mampu menghadirkan skema kerja sama investasi yang menarik sehingga berhasil mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek energi terbarukan di wilayah lain,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo
Darmawan memastikan PLN akan terus mengembangkan pembangkit listrik yang berbasis energi bersih. Dengan potensi energi bersih mencapai 360 GW, PLN membuka ruang kerja sama investasi untuk pengembangan energi bersih di Tanah Air dalam mewujudkan target Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060. (dahri maulana)
