Skenario Relokasi Warga Rempang, Ditampung di Rusun Kemudian Dipindah ke Perumahan Baru Dapur-3 Sijantung
BATAM | Populinews.com – BP Batam ternyata sudah membuat skenario kinerja relokasi warga Rempang Galang, yang pemukimannya terdampak rencana pembangunan Proyek Stategis Nasional Rempang Eco-City. Skenario ini akan disosialisasikan dan diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat yang bangunan rumahnya terkena proyek tersebut.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait kepada beberapa media, Selasa (12/9/2023) menjelaskan skenario itu terdiri dari dua sesi. Yaitu menyiapkan hunian sementara, dan BP Batam akan membangun komplek perumahan baru di kawasan Dapur-3 Sijantung Pulau Galang. Program ini diupayakan selesai pada Agustus 2024 mendatang.
Ibu Tuty, panggilan akbar Ariastuty Sirait, menjelaskan maksud dari penyediaan Hunian Sementara, adalah mengalokasikan warga yang terdampak proyek ke sejumlah Rumah Susun (Rusun) yang ada di Batam. Antara lain Rusun BP Batam, Rusun Pemko Batam, Rusun Jamsostek, serta beberapa ruko dan rumah layak huni.
Selama di huan sementara itu, setiap orang dalam satu keluarga akan mendapatkan biaya hidup yang sebelumnya sebesar Rp 1.034.636 per orang, dinaikkan menjadi Rp 1.200.000 per orang dalam satu KK. Biaya hidup per orang tersebut termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya.
Baca Juga : Bentrok Kasus Rempang, Aliansi Pemuda Melayu Meminta Maaf Kepada Polri dan BP Batam
Selain biaya hidup, masyarakat juga akan mendapatkan biaya sewa sebesar Rp 1.200.000 per bulan, yang naik dari sebelumnya sebesar Rp 1.000.000.
Apabila nantinya masyarakat memilih untuk tinggal ditempat saudara atau diluar hunian yg telah disediakan, maka uang sewa ini akan diberikan kepada masyarakat tersebut, setiap bulannya.
“Hunian baru dan biaya hidup ini, kami berikan sampai rumah permanen baru masyarakat Rempang yang terdampak selesai dibangun,” ujarnya.
Kampung Nelayan Maritim
Mengenai hunian tetap, Tuty menjelaskan, pihak BP Batam akan membangun komolek perumahan type 45, yang masing-masing diperkirakan menelan dana Rp 120 juta per unit. Adapun luas tanah maksimal 500 m2. Hunian itu, berada di kawasan Dapur 3 Sijantung, yang sangat menguntungkan untuk melaut dan menyandarkan kapal.
Lokasi hunian baru tersebut, akan diberi nama “Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City”. Program ini memiliki slogan “Tinggal di Kampung Baru yang Maju, Agar Sejahtera Anak Cucu”.
Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City akan menjadi kampung percontohan di Indonesia sebagai kampung nelayan modern dan maju.
Baca Juga : Demo di BP Batam Ricuh, Sejumlah Petugas Terluka, Kantor Gubernur Digeruduk Mahasiswa
Sebab, di Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City itu akan tersedia berbagai fasilitas pendidikan lengkap (SD, SMP hingga SMA), pusat layanan kesehatan, olahraga dan sosial.
Selanjutnya tersedia fasilitas ibadah (Masjid dan Gereja); fasilitas Tempat Pemakaman Umum yang tertata dan fasilitas Dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan trans hub.
Pembangunan hunian baru, akan dijalankan selama 12 bulan setelah pematangan lahan. Ditargetkan, hunian tahap 1 akan selesai pada bulan Agustus 2024 mendatang. “BP Batam akan semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat Rempang Galang,” tutup Tuty. (kur)
