Oleh: Rizki Syamsul Fauzi

Sebagai jalan yang begitu terjal dan membutuhkan waktu tempuh yang lama, Pendidikan harus selalu memposisikan dirinya pada kerangka utama peradaban meski sumber daya yang dbutuhkan untuk membangunya begitu besar.

Butuh keberanian dan keseriusan yang besar jika ingin benar-benar memastikan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Jika pilihan tersebut tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Pemerintah, maka risiko di masa depan tidak sebanding dengan apa yang sekarang di nikmati. Karena, pendidikan itu keniscayaan. Ia yang akan berwujud Kapal Pesiar yang diciptakan untuk menerjang berbagai macam badai untuk sampai pada tujuanya.

Namun kasusnya di Indonesia badainya hadir dari berbagai macam sisi seperti tantangan Kondisi Geografis yang begitu luas, tantangan keterbatasan anggaran dan masih banyak lagi.

Tantangan demikian mampu diminimalisir jika kerja-kerjanya dilakukan oleh seluruh pihak.
Mustahil tujuan pendidikan akan tercapai jika tanggungjawabnya hanya dilimpahkan kepada pemerintah. Namun demikian pula Pemerintah merupakan pihak kunci yang memegang seluruh kendali atas sumber daya.

Harus hadir proses pendidikan yang berawal dari bagaimana peran seorang ayah dan ibu membentuk kepribadian seorang anak. Keluarga adalah tempat awal yang riskan untuk membangun tingkah laku dan bagaimana seorang anak melihat dirinya sendiri dan dunia di sekililingnya.

Selain keluarga, masyarakat juga memiliki peran penting dalam membentuk diri seorang pada posisinya sebagai anggota masyarakat. Segala yang terjadi dalam masyarakat merupakan cermin dari pendidikan keluarga yang sukses atau gagal.

Jika Keluarga, masyarakat sudah memosisikan dirinya pada status dan peran yang tepat maka proses pembelajaran di kelas pun akan kondusif karena seringkali peran yang harusnya dipenuhi di rumah atau interaksinya dengan orang lain tidak benar mau tidak mau terlimpahkan di sekolah. (*)

Penulis : Pemerhati dan Pengamat Pendidikan Tasikmalaya
Email: syamsulfauzirizki@gmail.com

Dibaca 169
Bagikan :