PALEMBANG | Populinews.com – Bicara kedaulatan energi, PT. PLN (Persero) melalui Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB), sejak lima tahun terakhir sudah mewujudkannya. Bahkan saat ini, masih tersedia cadangan daya yang siap dimanfaatkan sebesar 827 MW. Sementara program dekarbonisasi (green energy) berhasil melebihi target nasional.

Inilah fakta yang diungkap General Manager PT PLN (Persero) UID S2JB, Adhi Herlambang, melalui Manager Humas, Iwan Ariesetiadi, ketika memberikan gambaran tentang performa keandalan PLN di Sumbagsel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus membangun pertumbuhan ekonomi di daerah, kepada Populinews.com, di Palembang, belum lama ini.

Sebuah capaian yang luar biasa tentunya. Sebab, jika dilihat dari kemampuan daya pasok tersedia, jauh lebih besar porsinya dibanding beban puncak. Saat ini PLN Sumbagsel memiliki daya pasok sebesar 3.203 megawatt (MW) dengan beban puncak yang mencapai 1.563 MW, atau ada cadangan sekitar 50%.

Surplus energi lebih dari 800 MW ini, tidak termasuk alokasi yang telah dialirkan ke wilayah lain di Pulau Sumatera, seperti Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng) dan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), yang mencapai 900 MW. Artinya, total akses energi yang tersedia di Sumsel sebenarnya bisa mencapai 1.700 MW.

Dengan kapasitas energi yang melimpah ini, PLN Sumbagsel berharap, daerah ini bisa menjadi tempat berkembangnya kawasan industri dan pusat-pusat bisnis besar, menengah dan kecil, sehingga energi listrik yang tersedia bisa diamfaatkan semaksimal mungkin. Dengan begitu PLN tidak perlu lagi mengirimkan energi ke daerah-daerah yang lebih jauh.

“Itu artinya PLN Sumbagsel sangat siap mendukung pengembangan ekonomi industri maupun UMKM, baik oleh pemerintah daerah maupun swasta ke depannya. Karena itu sangat disayangkan jika energi ini hanya dikirimkan ke daerah-daerah seperti Medan, Padang, dan Riau. Sebab, jika terlalu jauh, stabilitasnya bisa mengkhawatirkan,” jelas Iwan.

Dengan kata lain, kemandirian energi tidak hanya menjamin stabilitas pasokan, tetapi juga menciptakan peluang investasi dan lapangan kerja di sektor terkait bagi daerah penghasil energi tersebut. Untuk merealisasikan harapan ini, tentu saja diperlukan kolaburasi dengan pemerintah daerah, agar mempermudah masuknya investor dan memberikan kepastian hukum terhadap regulasinya.

PLTU MT Sumbagsel 1 yang siap beroperasi. (f/ist)

Cadangan Terus Ditambah

Meski sudah memiliki kemampuan pasok melebihi beban puncak, namun PLN Sumbagsel tak berhenti sampai disini. Terbukti, pada tahun depan akan ada cadangan listrik tambahan dari pembangkit yang dikleola swasta nasional, dan siap dioperasikan.

Salah satunya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumbagsel 1 (PLTU MT Sumbagsel 1) di Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Kapasitas Pembangkit listrik ini 2 x 150 MW. Target operasi secara komersial, diproyeksikan dimulai awal tahun 2026 mendatang.

Pengelola proyek ini adalah PT Sumbagsel Energi Sakti Pewali, yang sahamnya dimiliki oleh PT Sumberenergi Sakti Prima (55%), PT Adimas Puspita Serasi (25%), PT D&C Engineering Co (10%), dan PT PLN (Persero) (10%). Perkembangan Terkini pada Februari 2025, pembangkit listrik ini telah menyelesaikan masa uji coba operasi.

Tak heran jika PLN Sumbagsel menjadi andalan bagi seluruh wilayah di Pulau Sumatera, dalam penyedaiaan sumber energi listrik. Saat ini Sumsel memiliki potensi sumber daya energi yang beragam diantaranya geothermal 918 MW, batubara 8 juta ton, biomassa 2.132 MW, hidro (angin) 448 MW, surya 17.233 MWp, dan sampah 0,5 MW.

Pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi di Betung, Sumatera Selatan. (f/ist)

Penguatan Jaringan Transmisi

Semua upaya mempertahankan kedaulatan produksi energi listrik ini, juga dibarengi dengan upaya penguatan jaringan transmisi untuk distribusi, agar daya listrik yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendorong pertumbuhan.

Penguatan jaringan distribusi tersebut antara lain dengan upaya terus memperpanjang kabel saluran udara, mulai dari tegangan tinggi sampai tengangan ekstra tinggi, hingga mampu menjangkau wilayah-wilayah yang membutuhkan energi listrik yang cukup dan berkesinambungan.

Salah satu jaringan distribusi yang paling anyar adalah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kilo Volt (kV), yang akan menjadi andalan distribusi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 1, dan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Betung.

Pengoperasian SUTET dan GITET ini baru saja dilakukan pada bulan Mei 2025 lalu. Ini menjadi tonggak penting dalam tahapan komisioning proyek Independent Power Producer (IPP) PLTU Sumsel 1 berkapasitas 2 x 300 Mega Watt (MW).

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kilo Volt (kV) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 1 ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Betung.

PLN tentu saja diharapkan akan terus mendorong pembangunan infrastruktur kelistrikan, apalagi sudah ada program Tol Listrik Sumatera yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan berperan memperkuat backbone kelistrikan di Sumatera Selatan.

General Manager PLN UIP Sumbagsel, Zaky Adikta, merinci pembangunan SUTET 275 kV PLTU Sumsel 1 – GITET Betung terdiri dari 210 tower sepanjang 80 kilometer sirkuit (kms), yang melintasi lima kabupaten atau kota di Sumatera Selatan yakni Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Pali, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, dan Kota Prabumulih.

Selama proses pembangunan, PLN menerapkan pendekatan smart working serta standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang konsisten untuk memastikan proyek selesai tepat waktu dan beroperasi secara aman, di tengah berbagai tantangan yang cukup kompleks di lapangan.

“Keberhasilan pengoperasian SUTET 275 kV PLTU Sumsel 1 – GITET Betung ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengembang, mitra kerja, dan masyarakat setempat. Kami mengucapkan terima kasih atas kolaborasi yang solid sehingga proyek strategis ini dapat berjalan lancar,” ujar Zaky.

Keandalan listrik Sumbagsel juga disupport oleh SUTET 275 kV Muara Enim – Gumawang yang juga didukung oleh dua infastruktur penopang berupa GITET 275 kV Muara Enim dan GITET 275 kV Gumawang 3 x 250 Mega Volt Ampere (MVA).

SUTET Muara Enim – Gumawang ini ditopang oleh 325 tower yang terhubung secara sistem ke Tol Listrik 275 kV Sumatra dan melintasi Kabupaten Muara Enim, Kabupaten OKU dan Kabupaten OKU Timur. Jaringan distribusi ini, juga mendukung kebutuhan listrik di provinsi Lampung.

Proses pencampuran Batubara dengan serbuk kayu, sebagai bahan bakar pembangkit listrik di PLTU NP Tanjung Enim (f/dahri maulana)

Dorong Pengembangan EBT

Di tengah semakin meningkatnya tantangan pemanasan global, PLN juga terus mendorong pengelolaan seluruh pembangkit, termasuk yang ada di wilayah Sumbagsel, untuk menghasilkan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan dengan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Upaya ini dilakukan dengan menerapkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS), yakni teknologi yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2), dari sumber-sumber industri seperti pembangkit listrik tenaga batubara. Dan salah satu yang telah dilakukan pembangkit listrik di Sumbagsel, yakni PLTU Nusantara Power Uni Bukit Asam di Tanjung Enim, adalah melakukan co-firing, yakni mencampur batubara dengan biomasa, seperti palet cangkang sawit, serbuk kayu, bahkan sampah.

PLN Sumbagsel juga memiliki beberapa sumber EBT yang berpotensi besar, antara lain Geothermal: 918 MW, Biomassa: 2.132 MW, Hidro (Angin): 448 MW, Surya: 17.233 MWp dan
Sampah: 0,5 MW.

Dari sumber EBT yang dimiliki ini, realisasi Independent Power Producer (IPP) dan Excess Power (EP) di S2JB, hingga saat ini ternyata telah melebihi target nasional. Porsi energi terbarukan saat ini mencapai 39%, sementara porsi non-EBT sebesar 61%.

“Kami sudah mencapai 39% untuk EBT dengan total IPP dan Excess Power sebesar 181,97 MW. Ini sudah sangat baik,” ujar Manager Humas PLN S2JB, Iwan Ariesetiadi menambahkan.

Diakui memang masih ada beberapa kekurangan, tapi upaya perbaikan terus dilakukan agar energi yang dihasilkan bisa lebih ramah lingkungan dan efisien,” pungkasnya. (Dahri Maulana)

*) Tulisan ini bukti kepesertaan pada PLN Journalist Awards 2025

Bagikan :