Negara Hadir, Energi Listrik Menjalar untuk Kemakmuran Jutaan Warga Desa 3T
Musi Banyuasin | Populinews.com – Jika sudah di atas jam 21:00 Wib, Dusun 4 Sungai Putih, Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, nyaris gelap gulita. Hanya keremangan lampu teplok yang terlihat di rumah-rumah panggung penduduk setempat. Sudah hampir 10 tahun, dusun yang berpenduduk sekitar 200 KK ini merana tanpa penerangan listrik.

Namun sejak pertengahan Oktober 2025 lalu, keadaan dusun yang tergolong wilayah 3T ini langsung berbalik 180 derajat, menyusul terpasangnya saluran listrik, yang menjadi bagian dari program Listrik Desa (Lisdes) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri Bahlil Lahadalia sendiri pula yang meresmikan penyalaan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Desa Bandar Jaya ini, Kamis (16/10/2025). Ikut didampingi Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Gubernur Sumsel Herman Deru, Bupati Muba HMM Toha Tohet serta sejumlah pejabat OPD terkait lainnya.
Tidak ada lagi suara bising mesin genset, yang selama ini digunakan ketika menjelang malam untuk penerangan lampu-lampu rumah, dan hanya bisa bertahan tiga jam. Tak juga perlu lagi mencari minyak tanah untuk mengisi lampu teplok.
“Terima kasih saya ucapkan kepada pemerintah yang telah memberikan fasilitas pemasangan listrik gratis. Alhamdulillah, ini sangat menunjang sekali bagi saya,” ujar Ruslan, seorang warga Dusun Sungai Putih, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh sawiit.
Sebelumnya, di malam hari, rumahnya hanya diterangi lampu minyak dan kadang genset kecil yang harus diisi bahan bakar setiap dua hari sekali. Suara dengungan genset menjadi pengiring malam-malamnya selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya kini berganti dengan bunyi “klik” kecil sakelar yang menyalakan cahaya.
“Kalau malam, anak-anak belajar pakai lampu minyak. Kalau habis minyak, ya sudah, belajar seadanya. Sekarang mereka bisa belajar lebih lama dan makin nyaman. Mudah-mudahan semangat belajarnya makin tinggi,” katanya.
Ruslan menambahkan, dengan adanya listrik PLN, ia dan istrinya dapat menambah pemasukan, tidak lagi hanya bertumpu pada penghasilannya sebagai buruh kebun sawit. Kini, ia berharap ekonomi keluarganya akan semakin meningkat. “Kalau ada listrik, saya bisa beli kulkas, nanti bisa berjualan es atau minuman dingin. Istri saya penjahit, saya yakin dan percaya ke depannya akan lebih banyak pemasukan dari menjahit baju,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan Rohiya (40), warga yang selama ini harus bergantung pada genset untuk penerangan malam hari dengan biaya hingga Rp25 ribu per malam. Dirinya juga berharap agar seluruh proses yang dikerjakan untuk melistriki desanya dapat segera rampung.
“Biasanya kami nyalakan genset dari jam enam sampai jam sembilan malam, biaya Rp25 ribu semalam. Kalau sedang tak punya uang, ya gelap-gelapan. Semoga semuanya diberi keselamatan dan kelancaran dalam memasang listrik sampai ke desa kami,” ujarnya.
Kepala Desa Bandar Jaya, Rosidin, juga menyampaikan rasa syukur karena penantian panjang warga desanya kini membuahkan hasil. Termasuk Dusun 4 Sungai Putih kini sudah terang benderang di malam hari.
“Sudah sangat lama kami menunggu. Alhamdulillah, jaringan listrik sudah terpasang. Kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden Prabowo dan Bapak Menteri ESDM atas kerja kerasnya menghadirkan program ini. Adanya listrik ini, perlahan akan merubah nasib dan kehidupan warga desa ini menjadi lebih baik, sangat membantu perekonomian warga dan mendukung anak-anak kami belajar dengan lebih baik,” ucap Rosidin.
Hak Setiap Warga
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan, terang listrik merupakan hak setiap warga negara. Karena itu, Pemerintah bersama PLN berkomitmen memberikan akses listrik merata hingga tahun 2030 melalui program BPBL.

“Target Bapak Presiden Prabowo yang kami terjemahkan dalam arah kebijakan adalah penyelesaian pemerataan listrik di seluruh Indonesia pada 2029–2030,” ujar Bahlil.
Presiden Prabowo menargetkan 5.758 desa dan 4.310 dusun di seluruh Indonesia dapat segera bebas dari kegelapan. Pemerintah memastikan program ini akan terus dikebut agar seluruh rakyat dapat menikmati terang yang sama dan memanfaatkan listrik untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Menurut Bahlil, Program BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik )telah dilaksanakan oleh Kementerian ESDM bersama PLN sejak tahun 2022 dan berhasil memberikan penyambungan listrik gratis lebih dari 367 ribu rumah tangga tidak mampu hingga tahun 2024. Sementara pada tahun ini, Kementerian ESDM menargetkan 215 ribu rumah tangga tidak mampu yang belum berlistrik dapat merasakan manfaat program sambung listrik gratis tersebut.
Bahlil Lahadalia juga menegaskan bantuan ini merupakan bentuk nyata kehadiran negara untuk mewujudkan keadilan sosial sebagaimana amanat konstitusi. Dirinya berkomitmen untuk meneruskan program ini hingga seluruh masyarakat Indonesia merdeka dari kegelapan.
Dari sisi bisnis, infrastruktur kelistrikan di daerah terpencil memang tidak selalu menguntungkan bagi PLN. Namun, ia menegaskan bahwa negara wajib hadir untuk memberikan akses setara bagi seluruh warga tanpa memperhitungkan untuk rugi.
“Jadi itu (melistriki desa) biayanya cukup tinggi, tapi negara harus hadir untuk memastikan itu (penerangan). Bapak Presiden sangat konsen untuk bagaimana bisa memberikan layanan listrik sebagai bentuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, sejalan dengan arahan Presiden dan Menteri ESDM, PLN berkomitmen menuntaskan agenda pemerataan listrik hingga ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Melalui listrik, perubahan besar dapat terjadi bagi jutaan masyarakat, mulai dari peningkatan taraf hidup, pertumbuhan ekonomi desa, hingga pembukaan lapangan kerja baru. PLN siap menjalankan amanat pemerintah untuk menerangi seluruh negeri tanpa terkecuali,” tegas Darmawan.
Darmawan menambahkan, untuk melistriki 1.285 desa di tahun ini, pihaknya akan membangun infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 4.770 kilometer sirkuit (kms), 3.265 kms jaringan tegangan rendah, dan 94.040 kilovolt ampere (kVA) gardu distribusi. Melalui upaya tersebut, diharapkan lebih dari 77 ribu keluarga bisa menikmati listrik.
“Ini bukan sekadar angka, tapi kehidupan yang berubah. Anak-anak bisa belajar malam hari, usaha kecil bisa tumbuh, perputaran ekonomi menjadi lebih lancar dan desa menjadi lebih sejahtera,” ujarnya.
Di Sumatera Selatan sendiri, terdapat 11 desa yang merupakan bagian dari total 1.285 lokasi Program Lisdes Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun 2025. Dari sebelas desa tersebut, 7 desa di antaranya berada di wilayah Musi Banyuasin, yakni Desa Bandar Jaya, Desa Epil Barat, Desa Kepayang, Desa Mangsang, Desa Muara Merang, Desa Pangkalan Bulian, dan Desa Sako Suban. (Dahri Maulana)

