Mie Ongklok Khas Wonosobo: Resep Rahasia Pak Pon yang Melegenda Sejak 1991
WONOSOBO | Populinews.com – Di balik aroma gurih mie ongklok yang menggoda di kawasan Dusun Dero Ngisor, Desa Dero Ngisor, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, tersimpan kisah ketekunan seorang penjual keliling bernama Ponitun. Pria yang akrab disapa Pak Pon atau Pak Jon ini dikenal luas karena sajian mie ongklok racikannya yang khas dan digemari warga sekitar.
Dengan gerobak motor sederhana, Pak Pon telah menjajakan kuliner tradisional ini sejak tahun 1991. Dari harga seporsi yang dahulu hanya Rp300, kini telah menyesuaikan zaman menjadi Rp15 ribu. Meski harga naik, cita rasa yang ia tawarkan tetap terjaga.
Yang membuat mie ongklok Pak Pon begitu diminati adalah konsistensi dalam meracik bumbu utama yang ia sebut sebagai “Elon”. Kombinasi bahan seperti ebi, bawang, kemiri, gula jawa, dan tepung kanji selalu ia olah dengan takaran yang sama, menghasilkan rasa manis, gurih, dan kental yang menjadi ciri khas masakannya.
“Resep ini saya racik dengan ukuran yang sama setiap hari. Dari awal jualan sampai sekarang, tidak pernah saya ubah,” ujar Pak Pon sambil melayani pelanggan yang memesan sate sebagai pelengkap mie ongklok.
Selama lebih dari tiga dekade, ia tak lelah berkeliling desa-desa seperti Lemiring, Serang, Larangan, Siwatu, Kejiwan, dan Kalibeber. Di antara sekitar 13 penjual mie ongklok keliling di Dusun Dero Ngisor, racikan Pak Pon tetap punya tempat istimewa di hati para pelanggan.
Meskipun sempat mencoba usaha lain seperti bakso, mie ayam, hingga bubur kacang hijau, pada akhirnya Pak Pon kembali ke mie ongklok—menu yang menurutnya membawa keberkahan tersendiri. “Sudah coba macam-macam, tapi tetap balik ke mie ongklok. Ini mungkin rezeki saya memang di sini,” tutur istrinya. Selasa (14/5/25).
Namun, persaingan usaha kuliner keliling saat ini semakin ketat. Banyaknya jenis makanan yang dijajakan para pedagang membuat dagangan Pak Pon tak selalu seramai dulu. “Sekarang penjual makanan banyak, jadi pembeli makin terbagi,” keluhnya.
Kendati demikian, pelanggan setia seperti anak muda dan keluarga yang mengadakan acara yasinan atau hajatan masih rutin memesan. Harapannya, mie ongklok keliling racikannya bisa terus bertahan dan menjadi salah satu ikon kuliner Wonosobo yang melegenda.
Dengan semangat pantang menyerah dan resep warisan yang terus ia jaga, Pak Pon menunjukkan bahwa kelezatan dan konsistensi adalah kunci utama dalam mempertahankan usaha kuliner tradisional di tengah perubahan zaman. (sya)
