NEW DELHI | Populinews.com — Pembunuhan seorang pria beragama Hindu di negara bagian Rajasthan, India utara, oleh dua pria Muslim memicu ketegangan antar-umat beragama. Aksi protes pun pecah di Udaipur.

Korban pembunuhan itu merupakan seorang penjahit bernama Kanhaiya Lal. Dia dibunuh, Selasa (28/06), oleh dua orang pria Muslim, yang juga merekam tindakan mereka itu, kemudian mengunggahnya di media sosial.

Kedua pelaku mengklaim tindakan tersebut sebagai pembalasan terhadap dukungan korban kepada pernyataan kontroversial terkait Nabi Muhammad yang disampaikan oleh politisi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma.

Sebagai respons atas ketegangan itu, pemerintah India telah memutus layanan internet dan melarang pertemuan skala besar.

Polisi telah menangkap dua orang pria tersebut, yang teridentifikasi melalui rekaman video.

Dalam video lainnya, mereka mengglorifikasi pembunuhan tersebut dan mengancam Perdana Menteri India, Narendra Modi, sambil mengacungkan parang.

Seorang petinggi kepolisian Rajashtan melarang media massa menyiarkan video pembunuhan itu karena “terlalu mengerikan untuk ditonton”.

Adapun Ketua Menteri Rajasthan, Ashok Gehlot mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

Pemerintah federal telah meminta Badan Investigasi Nasional, yang merupakan badan anti-terorisme India, menyelidiki pembunuhan tersebut.

Saat melakukan pembunuhan, kedua pria itu menyamar sebagai pelanggan untuk memasuki toko Kanhaiya Lal, lalu menyerang ketika Kanhaiya mengukur tubuh mereka.

Sebelum peristiwa itu terjadi, korban diduga pernah mengunggah dukungan terhadap Nupur Sharma di media sosial.

Komentar Nupur Sharma, yang merupakan juru bicara BJP sebagai partai Hindu dan partai penguasa di India, telah memicu ketegangan diplomatik.

Sejumlah negara Islam melayangkan kecaman ke India atas pernyataan kontroversial Sharma terkait Nabi Muhammad. Sebagai tindak lanjutnya, BJP menangguhkan Sharma dari partai tersebut.

Kontroversi itu juga berbuntut pada protes-protes keagamaan di India yang berujung kekerasan. Para demonstran melempari batu dan merusak properti publik.

Menurut laporan surat kabar Indian Express, Kanhaiya Lal pernah ditangkap polisi karena menyinggung agama lain sekitar tiga pekan sebelum pembunuhan itu terjadi.

Lal sempat meminta perlindungan polisi setelah dibebaskan karena merasa hidupnya terancam.

Polisi kemudian mengundang sejumlah tokoh Hindu dan Muslim dalam sebuah pertemuan damai. Setelah itu, Kanhaiya Lal mengatakan bahwa dia “tidak perlu menentang siapa pun lagi”, kata seorang petinggi kepolisian kepada Indian Express.

Kasus pembunuhan ini pun dikecam oleh berbagai politisi dari berbagai partai di India.

Mantan kepala menteri Rajasthan sekaligus politisi BJP, Vasundhara Raje menyalahkan pemerintahan Gehlot atas insiden ini.

Menurutnya, “kekisruhan komunal dan kekerasan telah mengemuka di negara bagian”.

Sejumlah pimpinan BJP pun menyatakan akan menggelar aksi protes atas pembunuhan tersebut di ibu kota Delhi.

Sedangkan ketua kongres, Rahul Gandhi mengaku “sangat terkejut” dengan pembunuhan itu dan menyerukan agar pelaku segera dihukum.

Kecaman atas pembunuhan itu juga datang dari sejumlah organisasi Muslim terkemuka di India.

Menurut Dewan Hukum Pribadi Seluruh Muslim India, pembunuhan itu “sangat terkutuk” dan bertentangan dengan hukum di India serta aturan islam.

“Tidak seorang pun boleh mengambil tindakan hukum dan dengan menyatakan seseorang sebagai penjahat, lalu membunuh mereka, itu adalah tindakan yang sangat terkutuk,” kata dewan tersebut. (bbc)

Bagikan :