PLTA Merangin, ‘Si-Black Start’ Sang Penjaga Keandalan Listrik Se-Sumatera
JAMBI | Populinews.com – Listrik blockout (padam dalam waktu lama), sempat menjadi catatan kelam di wilayah pelayanan PLN Unit Induk Distribusi Sumsel, Jambi dan Bengkulu (PLN UID S2JB), pada awal Juni 2024 lalu. Sebentar lagi, kejadian luar biasa itu, sudah bisa diantisipasi dengan hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berjuluk ‘Si Black Start’.
Lebih dari 10 jam, jaringan transmisi SUTT 275 kV Lubuklinggau – Lahat mengalami kerusakan (trouble), pada Selasa 4 Juni 2024 lalu. Listrik pun padam total. Alhasil, sejumlah daerah di Sumsel, Bengkulu, Jambi, bahkan Riau dan Sumatera Utara ikut terimbas. Pasalnya sistem transmisi Linggau – Lahat, merupakan bagian bleed system yang saling terhubung dan mencakup hampir seluruh wilayah di Sumatera.
”Di Sumbagsel saja, blockout itu berdampak kepada 2,6 juta pelanggan, terjadi di wilayah Palembang, Ogan Ilir, Lahat, Lubuklinggau, Muara Bungo, Jambi, dan Bengkulu,” kata Manajer Komunikasi & TJSL PT PLN UID Sumsel, Jambi dan Bengkulu (S2JB), Iwan Arissetyadhi, bercerita kepada populinews.com, belum lama ini.
Terkait blackout tersebut, hasil penyelidikan internal PLN menyebut adanya dugaan akibat petir. Dugaan lainnya karena gangguan jaringan 150 kV di ruas Prabumulih Simpang 3 imbas warga menebang pohon. Kedaunya terjadi hampir bersamaan.
Iwan mengatakan, imbas padamnya listrik akibat gangguan pada SUTT 275 kV itu, juga berdampak terhadap 95.915 gardu distribusi, dan 456 penyulang. Sebab, semua gardu distribusi dan penyulang itu, terkoneksi langsung pada SUTT tersebut.
Sebenarnya, interkoneksi ini dirancang untuk menjaga keandalan pasokan listrik, sehingga sistem kelistrikan menjadi lebih stabil dan efisien. Tapi jika ada sistem transmisi tegangan tinggi yang terganggu (teputus), otomatis supply listrik dari pembangkit ke gardu distribusi tidak bisa dilakukan.
Iwan menjelaskan PLN memiliki 3 sistem pertahanan kelistrikan untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan, Sumatera Bagian Tengah dan Sumatera Bagian Utara. Jika terjadi gangguan interkoneksi per sub sistem, maka ada daya yang bisa berdiri sendiri.
Ketika blackout terjadi, sebetulnya sistem bagian tengah dan Utara terpisah dengan Selatan. Defense scheme sudah berjalan baik, bahkan frekuensinya masih stabil. Namun, 1,5 menit kemudian ada warga menebang pohon mengenai jaringan 150 kV sehingga aliran transmisi yang melalui Lampung menyebabkan swing tegangan yang kemungkinan menyebabkan proteksi pembangkit lepas dari sistem. Ini kemudian yang memadamkan Jambi, Sumsel dan Lampung.
”Tapi itu cerita enam bulan lalu, yang durasinya memang agak lama. Alhamdulillah sekarang sudah normal, setelah PT PLN (Persero) mengerahkan 150 personel untuk menormalisasi kembali listrik di wilayah tersebut,” ujarnya.
Agar tak lagi terjadi blackout, PLN juga sedang membangun jaringan transmisi 275 kV dari Gumawang ke arah Lampung. Direncanakan juga pembangunan jaringan 500 kV di Sumsel. Bahkan PLN juga telah membangun PLTA di Merangin dengan kapasitas 350 MW, progres pengerjaannya sudah 96% lebih, direncanakan bakal diresmikan pada Januari 2025 mendatang.
Penguatan Sistem Sumatera
PLTA Merangin, berada sekitar 400 km dari Kota Jambi tepatnya di Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci. Selain untuk mendukung keandalan listrik Sumbasel, juga disiapkan untuk keandalan distiribusi ke sistem Sumatera Tangah dan Sumatera Utara.
PLTA ini merupakan pembangkit air berkapasitas daya terbesar ke-2 setalah PLTA Sulewana-Poso, Sulawesi Tengah.
Rabu (09/10/24) lalu, protek ini dikunjungi Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero) beserta rombongan, Ikut mendampingi, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (UID S2JB) beserta tim dari PLN UIP3BS dan PLN UIP Sumatera Bagian Tengah.
Kunjungan ini dilakukan guna memastikan progress pembangunan PLTA yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Provinsi Jambi sampai dengan saat ini.
PLTA Merangin berdaya mampu total sebesar 350 MW tersebut memiliki 4 (empat) unit pembangkit, masing-masing terdiri dari turbin berkapasitas 87,5 megawatt (MW), tipe vertical francis turbine, generator 103 mega volt ampere (MVA), dan 110 MVA Main Transformer 16,5 / 150 kilovolt (kV).
PLTA ini persisnya terletak di Desa Batang Merangin dan Muara Hemat, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dan dibangun pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Kerinci yaitu pada Sub DAS Merangin atau Sungai Batang Merangin.
Berdasarkan tinjauan yang dilakukan dan dari pemaparan dari PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) sebagai pelaksana proyek, diketahui bahwa progress aktual sampai dengan awal Oktober 2024 telah mencapai 95,98% dari target pekerjaan sebesar 93%.
Dengan melihat kemajuan progress pekerjaan yang melampaui target, proyek ini optimis bisa dirampungkan lebih cepat dari target penyelesaian di November 2025. PLTA Merangin unit 1 dan 2 diharapkan bisa energize di triwulan pertama Tahun 2025, dan jika tidak ada kendala lainnya, maka direncanakan dapat Ready for COD (Commercial Operation Date) pada April 2025.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso mengatakan bahwa sistem kelistrikan Sumatera Bagian Tengah perlu ditingkatkan guna memastikan keandalan dan kestabilan sistem Sumatera secara keseluruhan.
Tambahan pasokan listrik dari PLTA Merangin nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu PLTA Merangin juga merupakan jenis pembangkit fast respon (kemampuan untuk merespons dengan cepat). Sehingga ia akan difungsikan sebagai pembangkit peeker yang akan menopang pasokan sistem saat beban puncak.
Pembangkit listrik peeker biasanya memang digunakan oleh operator jaringan listrik pada saat permintaan listrik pada jaringan sangat tinggi.
Berfungsi Pemulihan
PLTA Merangin, sengaja dirancang dengan teknologi yang dapat berfungsi sebagai black start (baca: pemulihan cepat), untuk sistem transmisi jika terjadi kondisi blackout atau padam meluas. Dengan tersedianya black start sistem, kedepannya pemulihan kelistrikan tidak memerlukan waktu lama.
Jika digambarkan, Black Start itu seperti Genset yang bisa otomatis menyala dan mengalirkan arus listrik, ketika jaringan listrik PLN tiba-tiba padam. Dengan kata lain adalah kemampuan pembangkit untuk menghidupkan kembali bagian-bagian sistem tenaga listrik untuk pulih dari pemadaman yang terjadi.
Dengan demikian, dapat dikatakan kehadiran PLTA Merangin merupakan sumber daya penting untuk menjaga keandalan dan ketahanan sistem tenaga listrik dan merupakan inti dari rencana pemulihan dan pemulihan sistem bagi operator sistem.
Pada jaringan listrik besar, layanan black-start berasal dari generator yang dapat dinyalakan dari generator tambahan di lokasi—tanpa bantuan dari sumber daya eksternal. Misalnya, generator diesel dapat dinyalakan dengan baterai lokal. Ini digunakan untuk membuat bentuk gelombang tegangan AC yang dapat disinkronkan dengan pembangkit lain dan mulai menghasilkan daya tambahan.
“Melihat pentingnya kehadiran PLTA Merangin ini bagi sistem kelistrikan di Sumatera, diharapkan agar pengoperasiannya bisa dipercepat. Tadi sudah dilihat dan dipaparkan bagaimana progress saat ini, mudah-mudahan bisa lebih cepat dari yang direncanakan”, ungkap Adi Lumakso.
Pada kesempatan yang sama, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (UID S2JB), Adhi Herlambang yang turut serta dalam kunjungan tersebut juga berharap agar PLTA Merangin ini bisa segera memasok sistem kelistrikan di Provinsi Jambi pada khususnya.
“Selain memasok sistem transmisi tegangan tinggi 150 kilovolt, tadi disampaikan bahwa PLTA Merangin ini juga akan memiliki keluaran suplai tegangan menengah 20 kilovolt. Dan ini bisa dioptimalkan untuk meningkatkan keandalan dan kualitas pasokan listrik ke daerah Bangko dan Sungai Penuh,” pungkas Adhi.
Dengan kunjungan ini, PLN berharap pembangunan PLTA Merangin dapat berjalan lancar, sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan bagi sistem kelistrikan, baik di Sumsel, Sumatera Tengah, maupun Sumatera Utara.
Selain itu, pembangunan PLTA ini merupakan komitmen PLN dalam merangkai masa depan ketenagalistrikan tanah air, sekaligus mendukung program pemerintah mengenai penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) atau green energy secara nasional.
Bahkan setelah PLTA ini dirampungkan, PLN juga brrencana membangun PLTS terapung di Danau Kerinci atau di sungai dekat Bendungan PLTA Merangin itu sendiri. Sepertinya ini cukup prosfektif dan layak untuk dikembangkan, sehingga Kerinci bisa jadi daerah pemasok energi listrik 100% Energi Terbarukan. (Dahri Maulana)
** Tulisan ini merupakan kepertaan penulis pada Kompetisi Karya Jurnalistik MIND.ID 2024